Oleh : K.H. Abdul Mujib Imron S.H. M.H.
PASURUAN, 09 Maret 2025 –Al-Qur’an merupakan pedoman hidup bagi umat Islam yang mengandung petunjuk dalam berbagai aspek kehidupan. Salah satu prinsip yang diajarkan dalam Islam adalah konsep keadilan Allah dalam pembagian rezeki. Rezeki adalah pemberian Allah yang mencakup segala hal yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik berupa kesehatan, ilmu, ketenangan, kebahagiaan, harta maupun jabatan. Dalam Surah Az-Zukhruf ayat 32, Allah menjelaskan bahwa Dialah yang membagi-bagi rezeki dan menetapkan derajat manusia sesuai dengan hikmah-Nya. Ayat ini sekaligus membantah anggapan bahwa manusia dapat menentukan siapa yang lebih pantas menerima keutamaan tertentu, termasuk dalam hal kenabian dan kedudukan di dunia.
وَهُمْ يَقْسِمُونَ رَحْمَتَ رَبِّكَ ۚ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَتَّخِذَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا سُخْرِيًّا ۗ وَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ
“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka di atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian yang lain. Namun, rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.”
Dalam Tafsir Jalaian menjelaskan bahwa Allah membalas ucapan kaum musyrikin dengan menegaskan bahwa bukan mereka yang membagi rahmat-Nya, termasuk urusan kenabian. Allah yang telah menghendaki pembagian rezeki manusia dan menetapkan perbedaan derajat di dunia. Sebagian Allah berikan derajat kepada mereka yakni menjadikan mereka kaya dan sebagian yang lain Allah tidak berikan derajat itu kepada mereka yakni dengan menjadikan mereka faqir. Hal ini bertujuan agar manusia bisa saling membutuhkan dan bekerja sama. Namun, kenikmatan duniawi itu tidak ada artinya dibandingkan dengan rahmat Allah di akhirat.(Tafsir Jalalain 2/163)
Dalam Konteks Tafsir Qur’an tersebut Kyai Mujib menjelaskan bahwa Allah berkendak untuk menjadikan hambanya sebagian diberi derajat dalam artian kaya dan sebagian lain tidak diberi derajat dalam artian faqir/miskin. Hal ini agar mereka saling membantu dan saling ketergantungan satu dengan yang lain. Sebagian orang membutuhkan jasa atau bantuan dari yang lain, orang kaya memerlukan pekerja, sedangkan pekerja memerlukan penghasilan dari orang kaya. Jika Allah itu menjadikan seluruh penduduk di bumi ini kaya semua atau faqir semua, maka tidak akan ada keseimbangan kehidupan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Allah-lah yang menentukan pembagian rezeki dan kedudukan manusia di dunia, termasuk dalam hal kenabian. Kekayaan materi tidak menentukan kemuliaan di sisi Allah, melainkan rahmat dan petunjuk-Nya yang lebih utama.
Referensi :
Tafsir Jalalain Juz 2/163
Hasyiyah Showi Ala Tafsir Jalalain Juz 3/446 – 447 cet.DKI
Editor: Agus Mu’tamid Ihsanillah
Penulis: Ida Hidayati