Oleh : K.H. Abdul Mujib Imron S.H. M.H.
Pasuruan, 09 Maret 2025 – Haji dan umroh adalah ibadah yang dilaksanakan umat muslim yang dilakukan dengan mengunjungi baitullah di makkah, dan memiliki tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT serta mengikuti jejak Nabi Ibrahim AS dan Nabi Muhammad SAW. Seseorang yang sudah berniat haji berarti sudah terikat dengan kewajiban dan larangannya ketikat berihram. Dalam pembahasan ini akan dibahas larangan umroh saat berihram bagi laki-laki dan perempuan yaitu haram menggunakan minyak wangi, jika larangan ini maka pelakunya harus membayar dam. Seperti redaksi hadist nabi dalam kitab Shohih Bukhori juz 3 hal. 69 yang diriwayatkan oleh Sofwan bin Ya’la r.a. menceritakan :
حدثنا يعقوب بن إبراهيم حدثنا إسماعيل حدثنا ابن جريج قال اخبرني عطاء أن صفوان بن يعلى بن أمية أخبر أن يعلى كان يقول : ليتني أرى رسول الله صلى الله عليه وسلم حين ينزل عليه قال فبينما النبي صلى الله عليه وسلم بالجعران وعليه ثوب قد أظل به معه فيه ناس من اصحابه إذ جاءه اعرابي عليه جبة متضمخ بطيب فقال : يا رسول الله كيف ترى في رجل أحرم بعمرة في جبة بعدما تضمخ بالطيب فأشار عمر إلى يعلى بيده أن تعال فجاء يعلى فأدخل رأسه فاذا النبي صلى الله عليه وسلم محمر الوجه يغط كذلك ساعة ثم سرى عنه فقال أين الذي يسألني عن العمرة آنفا فالتمس الرجل فأتي به فقال أما الطيب الذي بك فأغسله ثلاث مرات وأما الجبة فانزعها ثم اصنع في عمرتك كما تصنع في حجك. (صحيح بخاري ج ٣ ص ٦٩)
Artinya : Bahwa Shafwan bin Ya’la bin Umayyah mengabarkan bahwa Ya’la pernah berkata: “Seandainya aku bisa melihat Rasulullah ﷺ saat wahyu turun kepadanya.” Kemudian ketika Nabi ﷺ berada di Ji’ranah , beliau mengenakan kain yang menutupi tubuhnya, sementara ada beberapa sahabat bersamanya. Tiba-tiba datang seorang Arab Badui yang mengenakan jubah dan tubuhnya dipenuhi wewangian. Orang itu bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang berihram untuk umrah dengan mengenakan jubah setelah memakai wewangian?”. Maka Umar memberi isyarat dengan tangannya kepada Ya’la , “Kemarilah!”. Maka Ya’la datang dan memasukkan kepalanya ke dalam kain yang menaungi Nabi ﷺ. Saat itu, beliau dalam keadaan memerah dan terdengar suara dengkuran halus (tanda menerima wahyu), kondisi ini berlangsung beberapa saat hingga akhirnya wahyu selesai turun. Kemudian Nabi ﷺ bersabda, “Di mana orang yang tadi bertanya kepadaku tentang umrah?”. Mereka pun mencari orang itu hingga akhirnya dia dibawa kembali kepada Nabi ﷺ. Maka Rasulullah ﷺ bersabda: “Adapun wewangian yang ada di tubuhmu, cucilah sebanyak tiga kali. Sedangkan jubahmu, buanglah! Kemudian laksanakanlah ibadah umrah sebagaimana engkau melaksanakan haji.” (Shohih Bukhori 3/69)

Dalam konteks hadist tersebut Kiyai Mujib menjelaskan bahwa ketika melaksanakan ibadah umroh sama saja ketika melaksanakan ibadah haji, apa yang diharamkakan ketika haji juga diharamkan ketika umroh seperti halnya penggunaan minyak wangi seperti dalam kisah nabi bersama orang arab badui tersebut. Hikmah yang dapat diambil dari larangan penggunaan parfum adalah agar tidak mengganggu kosentrasi ibadah dan taqorrub pada Allah, karena eksistensi wewangian yang dapat mengalihkan fikiran dan menggerakkan hawa nafsu.
Referensi :
Shohih Bukhori juz 3 cet. Haramain
Syarah Shahih Muslim HR. Muslim No. 1180 juz 17 cet. 2 bairut dar ihya’
M. Sholeh, Hukum konsumsi permen pengharum bau mulut saat ihram, jombang.nu.ori.d
Editor: Agus Mu’tamid Ihsanillah
Penulis: Nanda Khafita Sari