Tips Meminang Ala Sayyidah Khadijah Dalam Kajian Kitab Qotrun Nada

Oleh : Agus Mu’tamid Ihsanillah Lc. M.A.

PASURUAN,13 Maret 2025 –Sebagaimana kita ketahui bersama bahwasannya Sayyidah Khodijah merupakan satu-satunya perempuan yang meminang Rasulullah Saw. Khodijah binti Khuwailid bin As’ad bin Abdul Uzza bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fahr bin Malik bin Nadhr bin Kinanah, Al-Qurrasyi Al-Asadiyyah adalah perempuan yang memiliki garis keturunan mulia di tengah-tengah kaumnya. Ia terkenal sebagai wanita cantik, dermawan, berwibawa. Tak hanya itu, ia juga merupakan seorang saudagar Perempuan yang kaya raya. Khodijah tumbuh di tengah-tengah keluarga yang serba kecukupan. Namun, keadaan seperti itu tidak menjadikan ia sombong dan angkuh. Bahkan Khodijah mendapatkan julukan dari orang-orang Jahiliyah “At-Thohiroh” yakni wanita yang suci. 

Tercatat dalam kitab Al-Sirah al-Nabawiyah bahwa Khadijah sebelum menikah dengan Rasulullah Saw. Dia telah menikah dua kali. Pernikahan pertama dengan Abu Halah bin Nabbasy Al-Tamimi Namun, masa pernikahan ini tidak berlangsung lama sebab Abu Halah meninggal dunia setelah dikaruniai putra yang bernama Hindu dan Halal. Setelah Khadijah menjadi single parent, singkat cerita ia menikah kembali dengan Atiq bin Aid bin Abdullah Al-Mahzumi. Tetapi Khodijah kembali diuji kesabarannya. Ia kembali ditinggalkan oleh suaminya sebab Atiq bin Abi Mahzum meninggal dunia.

Dalam kajian ini Gus Amik menyampaikan bahwasannya Sayyidah Khadijah adalah Wanita yang setia kepada suaminya. Ia tidak meninggalkan suaminya kecuali si suami telah meninggal dunia. Sejak suami Khodijah meninggal dunia, Ia menjadi wanita yang mandiri atau biasa disebut dengan Wanita Berdikari ” Berdiri di Kaki Sendiri”.

Singkat Sejarah ketertarikan Sayyidah Khadijah kepada Rasulullah dimulai ketika orang-orang Jahiliyah menceritakan dari mulut ke mulut sosok kepribadian Rasulullah. Rasulullah adalah sosok yang sangat jujur dalam perkataannya, amanah dalam tanggung jawabnya dan mulia akhlaknya. Hingga sampailah cerita tersebut kepada Khadijah. Setelah mendengar kabar tersebut Khadijah menawarkan kepada Rasulullah untuk bekerja sama. Setelah penawaran itu diajukan, Rasulullah Pun menerima tawaran tersebut dan bersedia berdagang ke negeri Syam. Karena menurut Khodijah Rasulullah adalah orang yang berbeda diantara pedagang-pedagang lain akhirnya Khadijah mengutus Maisarah untuk menemani perjalanan Rasulullah ke negeri Syam.

Dalam perjalanan ke negeri Syam banyak peristiwa aneh yang terjadi. Seperti dalam perjalanan selalu diingiri awan, laba penjualan yang tinggi yang jarang didapat pedagang umumnya, tanda-tanda kenabian yang tampak yang diceritakan oleh seorang pendeta ketika ditengah perjalanan, ketika proses jual beli berlangsung Rasulullah selalu menunjukkan catat pada barangnya jika ada. Dari hal-hal aneh ini akhirnya Maisarah menceritakan ke Khodijah sesampainya dari perjalanan Syam. Setelah mendengarkan dan mencerna cerita dari Maisaroh sosok pribadi Rasulullah itu ketertarikan Khadijah kepada Rasulullah bertambah hingga Ia mengungkapkan rasa kepada Rasulullah. Sebagaimana kutipan di dalam kitab Qotrun Nada Cet.1 hal.6

يا ابن عم، إني رغبت فيك. فقالت له: يا ابن عم، إني قد رغبت فيك لقرابتك، وسطتك (شرفك) في قومك، وأمانتك، وحسن خلقك، وصدق حديثك، ثم عرضت عليه نفسها.

“Dia berkata kepadanya: Wahai anaknya paman, aku menginginkanmu karena kekerabatanmu, kehormatanmu di antara bangsamu, kejujuranmu, karaktermu yang baik, dan kebenaran ucapanmu. Lalu dia menawarkan dirinya kepada Rasulullah” (Qotrun Nada Cet.1 hal.6)

Berdasarkan keterangan diatas, Gus Amik selaku penulis kitab Qotrun Nada tersebut memberikan penjelasan bahwa ketika seorang perempuan sudah menemukan sosok pendamping hidup yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan bolehkah ia mengajukan pinangannya. Tetapi kriteria calon pasangan yang diinginkan harusnya mencontoh Khadijah yakni: memilih calon pasangan yang sholeh, berakhlaqul karimah, jujur, bertanggung jawab. Tetapi masalahnya adakah Wanita zaman sekarang yang sepemberani Sayyidah Khadijah dalam mengungkapkan permintaan pinangan nya kepada Rasulullah?

Selisih usia yang terpaut cukup jauh bukan menjadikan bahan penolakan pinangan Khadijah kepada Rasulullah. Khadijah yang waktu itu berusia 40 tahun dan Rasulullah berusia 25 tahun. Hal ini menjadikan bukti bahwa pernikahan ini tidaklah berlandaskan nafsu semata, namun pernikahan ini salah satu kemuliaan Rasulullah yang diberikan oleh Allah. Dan juga sosok Khadijah yang berstatus saudagar kaya raya menikahi Rasulullah yang secara finansial ia tidak mempunyai kelebihan harta. Bahkan Khadijah memberikan semua hartanya kepada Rasulullah untuk Fi Sabilillah. Indahnya, cinta yang tidak pernah meminta, hanya ingin memberi. Tidak berpikir tentang sejauh mana sudah berkorban, tapi sudahkah diriku memberi.

Referensi

Qotrun Nada Fi Shofwah Zaujatil Mushtofa, M.Mu’tamid Ihsanillah Cet1,hal 06

Al-Sirah al-Nabawiyah

Penulis: Nur Chofifah

Editor: Mu’tamid Ihsanillah Lc. M.A.

case studies

See More Case Studies

Tertarik Untuk Bergabung Menjadi Penulis ?

Daftarkan diri Anda untuk menjadi kontributor penulisan dan berita di situs resmi alyasini.net!

Bergabunglah bersama kami untuk menyampaikan informasi, inspirasi, dan berita terkini seputar Pondok Pesantren Terpadu Al-Yasini. Jadilah bagian dari tim yang turut berkontribusi dalam menyebarkan kabar baik dan edukasi melalui tulisan yang bermanfaat bagi masyarakat.

Informasi lebih lanjut dan pendaftaran, kunjungi situs resmi kami di alyasini.net. Mari berkarya bersama!

Masukkan Saran dan Kritikan