Al-Yasini Siapkan Puluhan Pohon Matoa Untuk Memperingati Hari Bumi

Pasuruan, 22 April 2025 – Dalam rangka memperingati hari bumi, mendukung program Ecopesantren, serta meningkatkan kesadaran menjaga dan melestarikan lingkungan di kalangan santri, Pondok Pesantren Terpadu Al-Yasini mengadakan kegiatan penanaman 40 pohon matoa pada Sabtu, 22 April 2025  / 23 Syawal 1446. Kegiatan ini dilaksanakan di area lingkungan pesantren kluwut dan melibatkan para santri, pengurus pesantren, serta seluruh kepala lembaga Yayasan Miftahul Ulum Al-Yasini.

Acara diawali dengan Apel Peringatan Hari Bumi Sedunia, kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh Ust. H. Jainuddin, M.Pd., selaku Kepala Yayasan Miftahul Ulum Al-Yasini. Dalam sambutannya, beliau mengimbau seluruh pengurus dan civitas akademika untuk senantiasa menjaga kebersihan lingkungan serta turut berperan aktif dalam meningkatkan kesadaran santri akan pentingnya pelestarian lingkungan.

Sambutan dari Majelis Pengasuh Pondok Pesantren Terpadu Al-Yasini yang diwakilkan oleh KH. Abdul Mujib Imron, S.H., M.H.,menjadi acara selanjutnya. Dalam sambutannya, beliau mengingatkan para hadirin untuk senantiasa menjaga dan merawat bumi sebagai tempat tinggal kita. Beliau juga membacakan Surat Al-A’raf ayat 10 beserta tafsirnya, yang menjadi dasar ajakan kepada kita semua untuk selalu menjaga lingkungan, antara lain melalui kegiatan bercocok tanam dan upaya pelestarian lainnya. Acara dengan penanaman pohon matoa oleh seluruh hadirin.

Program penanaman pohon ini merupakan bagian dari komitmen pesantren untuk meningkatkan pendidikan islam dan mewujudkan komunitas pondok pesantren yang hijau, mandiri, dan ramah terhadap lingkungan. Dengan mensinergikan ajaran agama islam dan ilmu pengetahuan (science) mengenai alam dan lingkungan, kegiatan ini diharap dapat menjawab tantangan yang dihadapi dunia Islam dan Indonesia pada saat ini, seperti kerusakan lingkungan dan perubahan iklim. Pohon matoa dipilih karena selain bermanfaat sebagai tanaman penghijauan, buahnya juga kaya akan vitamin C dan E, serta mengandung antioksidan yang baik untuk kesehatan. Tidak hanya bermanfaat bagi Kesehatan, pohon matoa juga mempunyai manfaat untuk jangka panjang, berikut adalah beberapa manfaat pohon matoa untuk masa depan:

  • Pelestarian Lingkungan
  1. Menjaga keseimbangan ekosistem: Pohon matoa bisa menjadi bagian dari hutan tropis yang menjaga keanekaragaman hayati.
  2. Mencegah erosi: Akar pohon matoa yang kuat dapat membantu mencegah erosi tanah, terutama di daerah perbukitan atau lereng.
  3. Menyerap karbon: Seperti pohon lainnya, matoa berkontribusi dalam menyerap karbon dioksida dari udara dan menghasilkan oksigen.
  • Bahan Baku Produk Herbal dan Kesehatan
  1. Obat tradisional: Daun dan kulit pohonnya dipercaya memiliki khasiat, seperti anti-inflamasi dan antioksidan.
  2. Suplemen kesehatan: Dengan kandungan nutrisinya, matoa bisa dijadikan bahan dasar untuk suplemen alami di masa depan.
  • Konservasi dan Reboisasi
  1. Meningkatkan pendapatan petani: Matoa bisa dijadikan tanaman perkebunan yang menguntungkan.
  2. Pelestarian budaya lokal: Tanaman ini juga punya nilai budaya di Papua dan daerah lainnya, sehingga bisa menjadi simbol pelestarian warisan lokal.

Kepentingan pelestarian lingkungan dengan menanam pohon bukan hanya menjadi omongan belakang, dijelaskan dalam ayat Al-Qur’an

وَجَعَلْنَا فِيهَا جَنَّاتٍ مِنْ نَخِيلٍ وَأَعْنَابٍ وَفَجَّرْنَا فِيهَا مِنَ الْعُيُونِ لِيَأْكُلُوا مِنْ ثَمَرِهِ وَمَا عَمِلَتْهُ أَيْدِيهِمْ أَفَلَا يَشْكُرُونَ

Artinya: “Dan Kami jadikan padanya di bumi itu kebun-kebun kurma dan anggur, dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air, agar mereka dapat makan dari buahnya, dan dari hasil usaha tangan mereka. Maka mengapa mereka tidak bersyukur?”(QS. Yasin : 34-35)

Abdullah An-Nasafi dalam hal ini berpendapat dalam kitab Madarik At-Tanzil wa Haqaiq At-Takwil:

 وَمَا عَمِلَتْهُ أَيْدِيهِمْ أي ومما عملته أيديهم من الغرس والسقي والتلقيح وغير ذلك من الأعمال إلى أن يبلغ الثمر منتهاه ، يعني أن الثمر في نفسه فعل الله وخلقه وفيه آثار من كد بني آدم

Artinya: “Dan dari apa yang mereka usahakan, maksudnya adalah dari apa yang manusia kerjakan seperti menanam , menyirami, menyerbukkan tanaman dan selainnya dari perbuatan yang membuat buah-buahan matang sempurna. Pada dasarnya tumbuhnya buah-buahan adalah perbuatan dan ciptaan Allah akan tetapi di dalamnya tetap ada kerja keras dari manusia”.(An-Nasafi Abdullah, Madarik at-Tanzil wa Haqaiq at-Takwil [Darul Kalim Beirut 1998] Juz.3 Hal.103)

Dengan demikian, dapat kita ditarik kesimpulan bahwa  Allah menciptakan tumbuh-tumbuhan sebagai sumber makanan yang penuh manfaat bagi manusia. Sementara itu, manusia diberi tugas untuk menanam, merawat, dan membantu proses penyerbukan agar tumbuhan dapat tumbuh dengan optimal. Tanpa peran serta manusia, bibit tanaman akan sulit berkembang, menghasilkan buah yang lebat, atau tumbuh menjadi pohon yang rindang dan subur.

Program ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk masyarakat sekitar yang turut mendukung kegiatan penghijauan ini. Ke depan, pesantren berencana untuk menambah jumlah pohon yang ditanam dan mengembangkan program daur ulang serta pengelolaan sampah berbasis pesantren.

Dengan adanya kegiatan ini, Pondok Pesantren Terpadu Al-Yasini berharap bisa menjadi contoh nyata penerapan prinsip-prinsip Ecopesantren dan menjadi inspirasi bagi pesantren lainnya di Indonesia.

Kontributor: Firman Gilang Kurniawan

Editor: Ning Salwa Maziyatun Najah

case studies

See More Case Studies

Tertarik Untuk Bergabung Menjadi Penulis ?

Daftarkan diri Anda untuk menjadi kontributor penulisan dan berita di situs resmi alyasini.net!

Bergabunglah bersama kami untuk menyampaikan informasi, inspirasi, dan berita terkini seputar Pondok Pesantren Terpadu Al-Yasini. Jadilah bagian dari tim yang turut berkontribusi dalam menyebarkan kabar baik dan edukasi melalui tulisan yang bermanfaat bagi masyarakat.

Informasi lebih lanjut dan pendaftaran, kunjungi situs resmi kami di alyasini.net. Mari berkarya bersama!

Masukkan Saran dan Kritikan