Kajian Akhlak : Dosa yang Diampuni oleh Tuhan yang Maha Pengampun

Oleh : Agus H. Ali Wafi

Pasuruan 19 Maret 2025 – Manusia memang tidak pernah luput dari dosa dalam hidupnya baik disengaja ataupun tidak. Terkecualikan para anbiya’ yang memiliki sifat ma’sum (terhindar dari perbuatan dosa). Semua amal perbuatan pasti akan di pertanggung jawabkan di hadapan tuhan, namun allah juga memiliki wewenang untuk mengampuni dosa tersebut karena allah adalah dzat maha pengampun segala dosa. 

Sebagaimana keterangan yang terdapat dalam kitab majallatul buhust yang merenangkan bahwasannya manusia adalah tempatnya salah dan dosa. Akan tetapi allah adalah maha pengampun atas segala dosa. Sehingga jikalau orang bertaubat dan meminta ampunan, maka allah menerima ampunannya 

فالمتوكل يتعبد الله باسمه التواب، لأن العبد محل الخطأ، ومحل الذنب، لكنه سبحانه تسمى بالتواب ليكون دائم الغفران، فكلما أذنبوا تابوا إلى التواب فتاب عليهم، إنه هو التواب الرحيم

Namun ternyata ada dosa yang tidak di ampuni oleh Allah Swt. Yaitu menyekutukannya. Dosa ini amatlah besar dan bagaimana tidak, seorang hamba yang awalnya iman dengan kebenarannya lalu lebih memilih hal lain untuk di jadikan tuhan. 

Selain musyrik ada orang-orang yang tidak mendapatkan ampunan dari allah atas dosanya, yaitu mereka yang sombong atas perbuatan dosanya. Demikian sebagaimana penjelasan yang disampaikan oleh gus wafi “urusan maksiat adalah urusanmu dengan tuhan. Jika sudah terlanjur melakukan maka tidak perlu untuk di ceritakan (di sombongkan). Jika sekali saja kamu ceritakan maksiatmu itu, maka murka Allah sangatlah besar dan Allah akan sulit memberikan ampunan”

Artinya, seseorang yang melakukan dosa dan ia terlarut dalam dosanya karena terbawa hawa nafsu masih memiliki potensi diampuni oleh Allah. Melainkan orang-orang yang berlagak sombong atas dosa yang dikerjakannya. Dosa yang di barengi dengan kesombongan berarti telah bermaksiat dari 2 sisi. Yang pertama memang dia bermaksiat secara dzohir, dan dari sisi batin ia merasa bangga dengan perbuatannya. Dia tidak merasa khawatir sedikitpun di dalam hatinya dengan janji siksaan atas amal perbuatannya, bahkan malah bangga. Karena yang berhak memiliki sifat sombong adalah allah swt dan tidak boleh di tiru satupun oleh makhluknya. 

Iblis yang dulunya adalah ahli ibadah, alim, bahkan dikisahkan menjadi gurunya para malaikat. Hanya karena dia tidak mau sujud kepada nabi adam atas perintah allah dia sombong dan tidak mau melaksanakannya menjadi murkanya allah yang sangat amat besar bagi iblis. 

 

Adapun dosa yang dilandaskan dengan kesalahan, keluputan ataupun keinginan hawa nafsu masih memiliki secercah harapan ampunan dari tuhan. Nabi adam as. yang salah akan tindakannya karna memakan buah terlarang sehingga dia di keluarkan dari surga merupakan dosa yang tidak terbesit kesombongan sama sekali di hatinya. Dan nabi adam pun meminta ampunan kepada allah selama 40 tahun lamanya atas kesalahan yang dilakukannya. 

Hal ini senada dengan penjelasan dari imam atsauri, beliau merupakan ulama’ besar dalam bidang hadist : 

وَعَنْ سُفْيَان الثَّوْرِيْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: كُلُّ مَعْصِيَةٍ عَنْ شَهْوَةٍ فَإِنَّهُ يُرْجَى غُفْرَانُهَا، وَكُلُّ مَعْصِيَةٍ عَنْ كِبْرٍ فَاِنَّهُ لَا يُرْجَى غُفْرَانُهَا، لِاَنَّ مَعْصِيَةَ اِبْلِيْسَ كَانَ اَصْلُهَا مِنَ الْكِبْرِ، وَزِلَّةَ آدَمَ كَانَ اَصْلُهَا مِنَ الشَّهْوَةِ. 

“Semua maksiat yang timbulnya dari keinginan syahwat masih punya harapan untuk diampuni. Namun maksiat yang di barengi dengan kesombongan maka tidak ada harapan untuk diampuni dosanya. “

Akhir penjelasan dari gus wafi bahwasannya tidak ada orang yang bisa terlepas dari cobaan maksiat. Maka dari itu penting untuk berdoa bagi setiap orang muslim untuk dihindarkan dari maksiat. Diantara doa yang beliau ajarkan adalah : 

رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَاۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ

Doa demikian mengharap ampunan dari allah jika memang kita terlanjur melaksanakan dosa sebab salah ataupun lupa. Dan doa ini merupakan akhir surah Al-Baqarah yang menjadi keistimewaan bagi nabi muhammad dan ummatnya. Gus wafi juga mengajarkan doa يَا مُقَلِّبَ القُلُوْب ثَبِّتْ قُلُوْبَنَا عَلَى دِيْنِكَ agar dalam kondisi apapun kita tetap beriman kepada allah.

Penulis : Nurul Arifin 

Editor: M. Mu’tamid Ihsanillah M.A.

 

 

Penulis: Nurul Arifin

Editor: M. Mu’tamid Ihsanillah M.A.

case studies

See More Case Studies

Tertarik Untuk Bergabung Menjadi Penulis ?

Daftarkan diri Anda untuk menjadi kontributor penulisan dan berita di situs resmi alyasini.net!

Bergabunglah bersama kami untuk menyampaikan informasi, inspirasi, dan berita terkini seputar Pondok Pesantren Terpadu Al-Yasini. Jadilah bagian dari tim yang turut berkontribusi dalam menyebarkan kabar baik dan edukasi melalui tulisan yang bermanfaat bagi masyarakat.

Informasi lebih lanjut dan pendaftaran, kunjungi situs resmi kami di alyasini.net. Mari berkarya bersama!

Masukkan Saran dan Kritikan