Oleh : K.H. Abdul Mujib Imron S.H. M.H.
Pasuruan, 18 Maret 2025 – Dunia medis selalu menjadi perbincangan, karena sehat adalah hal yang sangat mahal harganya, patut disyukuri jika kita dalam kondisi sehat wal ‘afiat. Sakit menjadi penghalang dari segala arah suatu kenikmatan, saat sakit semua masakan terasa hambar bahkan makanan termahal di duniapun tidak terasa enak. Makanya jaga lima 5 perkara sebelum 5 perkara diantaranya :
Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, Hidupmu sebelum datang kematianmu.
Ada juga yang penting yaitu menjaga kewarasan logikamu sebelum datang kebodohanmu, sungguh sangat disayangkan waktu muda, sehat, kaya, luang dan hidupmu jika tidak dibuat untuk menuntut ilmu, ilmu ibarat samudera siapkan kapal untuk mengarunginya, kapal yang bertambat di dermaga dan bermandikan cahaya senja sangat indah, akan tetapi kapal diciptakan bukan buat untuk berdiam di dermaga namun untuk mengarungi luasnya lautan. Serupa dengan manusia diciptakan dengan ketampanan dan kecantikan, namun manusia diciptakan bukan untuk adu hal tersebut, akan tetapi untuk berfikir dan beramal sholeh.

Jangan salahkan rasa sakit dan kebodohan, karena hal tersebut adalah konsekuensi yang kamu ambil, menghilangkan waktu sehatmu dan kesempatan mencari ilmu, dalam kitab ta’limul muta’alim ada syair :
إن المعلم والطبيب كلاهما # لا ينصحان إذا هما لم يكرما
فاصبر لدائك إن جفوت طبيبها # واقنع بجهلك إن جفوت معلما
Sesungguhnya dokter dan guru itu tidak akan memberikan sebuah nasehat kalau keduanya tidak dihormati.
Sabar menerima lah kamu akan penyakitmu, apabila kamu tidak nurut pada dokter, Dan terimalah bodohmu jika engkau menentang sang guru.
Hormati guru agar hidup lebih terarah, jangan sampai menyesal di kemudian hari atas penderitaan berupa kebodohan, momentum ramadhan harus dijadikan sebagai sarana untuk lebih semangat dalam ibadah dan mencari ilmu.
Referensi :
Kitab Ta’limul Muta’alim
Penulis: Akhmad Aji Fakhruri
Editor: M. Mu’tamid Ihsanillah Lc., M.A.