Oleh : K.H. Abdul Mujib Imron S.H. M.H.
Pasuruan, 14 Maret 2025 -Pengajian sentral sudah dimulai ber puluhan tahun yang lalu, diinisiasi oleh KH Abdul Mujib Imron SH. MH yang bertujuan untuk memberikan keilmuan, arahan, motivasi bagi santriwan dan santriwati. Salah satu kutipan kyai Mujib yang selalu dikatakan, “santri Al Yasini harus mempunyai akhlak mulia, ilmu yang mumpuni dan terampil (mempunyai keterampilan)”, tiga komponen ini kemudian menjadi ciri khas santri Al Yasini, menjadi bekal untuk bermanfaat di tengahmasyarakat.
1. Akhlak Mulia
Santri selalu mempunyai keunggulan yaitu akhlak yang mulia, pendidikan yang diampu di pondok berorientasi pada adab pada orang tua, guru, teman dan lingkungan. kepada orang tua tidak boleh melawan bahkan hanya mengatakan “ah”.
وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا
“Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” QS. Al Isra’ Ayat 23.
akhlak pada guru pun tidak kalah pentingnya, jika di pondok guru adalah orang tua bagi santri, mulai bangun tidur sampai tidur lagi guru yang selalu memantau dan membimbing santri, sangat layak disandingkan dengan istilah guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, kitab ta’limul muta’alim memberi kedudukan yang sangat mulia untuk guru dan santri wajib untuk hormat padanya, seperti ini bunyinya:
ومن تعظيم العلم تعظيم المعلم قال على كرم الله وجهه : أنا عبد من علمني حرفا واحدا، إن شاء باع، وإن شاء أعتق، وإن شاء استرق
Orang mengagungkan ilmu juga berarti mengagungkan guru, sayyidina Ali karramallahu wajhah berkata : Saya adalah hamba sahaya untuk orang yang telah mengajariku satu huruf, terserah padanya, saya mau dijual, dimerdekakan ataupun tetap menjadi hamba.
Sudah nampak sangat jelas bahwa dengan mengikuti anjuran guru kita bisa selamat dunia dan akhirat, karena seorang guru sudah melampaui banyak tempaan sehingga pengalamannya pun sudah banyak bukan hanya itu kapasitas keilmuannya juga yang menjadi alasan kita harus menghormati dan mentaatinya. Ada maqolah juga di kitab ta’limul muta’alim :
قيل : ما وصل من وصل الّا بالحرمة، وما سقط من سقط الّا بارك الحركة والتّعظيم.
Sesuatu tidak akan datang pada seseorang kecuali dengan memuliakan guru dan ilmu, tidak hilang dari seseorang kecuali dengan meninggalkan memuliakan dan ta’dzim pada guru dan ilmu.
Jangan sampai terbesit dihatimu untuk jauh dari guru dan ilmu, karena apabila hal itu terjadi, maka segala sesuatu akan tertutup darimu.
Saling menghormati adalah akhlak pada sesama, tidak menyakiti atau memfitnah orang lain serta tidak mengambil sesuatu yang bukan hakmu.
2. Ilmu yang Mumpuni
Mempunyai kedudukan ata kesempatan tapi tidak didasari ilmu maka tidak akan maksimal, karena segala sesuatu ada ilmunya. Ilmu menjadi pembeda masing-masing insan, dikatakan bahwa orang yang tidak berilmu sama halnya dengan mayat yang berjalan, artinya keberadaannya tidak diakui oleh sekitarnya. Berbeda dengan orang berilmu, ada syair yang mengatakan :
تعلّم فإنّ العلم زين لأهله # وافضل وعنوان لكلّ المحامد
Belajarlah! Sebab ilmu adalah penghias bagi pemiliknya # dan sumber keutamaan, serta pertanda bagi segala hal yang terpuji.
Dengan syair ini sangat menjelaskan perbedaan antara orang berilmu dan orang bodoh, bekal ilmu yang mumpuni santri mampu berperan di tengah tengah masyarakat, sehingga menjadi orang yang tidak sesat dan menyesatkan. Kyai Mujib menguatkan bahwa santri ketika mencari ilmu harus ada yang dipahami, diamalkan dan disebarluaskan.
3. Mempunyai keterampilan
Keterampilan yang dimaksudkan adalah kemampuan untuk berani tampil sesuai dengan kemampuan dan menjadi nilai lebih bagi pribadinya, namun hal itu harus diasah. Kyai Mujib berpesan : Semua santri mempunyai potensi, penting diasah ! Dengan keistiqomahan, berani mencoba, maka potensi itu akan terus berkembang.

Di Al Yasini telah disediakan semuanya, akhlak selalu dikawal dengan adanya ngaji kitab ta’limul muta’alim, belajar ilmu juga lengkap dari ilmu formal maupun non formal (ilmu agama) serta keterampilan, dengan kegiatan ekstrakurikuler yang lengkap.
Referensi :
Ta’lim Muta’allim hal. 9 dan 33 cet. PPT Al-Yasini
Penulis: Aji Fakhruri
Editor: Mu’tamid Ihsanillah Lc., M.A.