Oleh : Agus H. Ali Wafi
Pasuruan, 21 Maret 2025 – Syiah adalah salah satu kelompok yang lahir ketika perseteruan para sahabat terjadi, hingga perpecahan internal di tubuh kaum muslimin tak bisa lagi dihindari. Dibanding Khawarij yang memberontak, Syiah merupakan kebalikan dari Khawarij, kelompok ini adalah pendukung setia Sahabat Ali ketika Ali ditinggalkan oleh pendukungnya yang lain (khawarij).
Syiah terkenal dengan kefanatikan yang berlebih terhadap Ali, kefanatikannya mampu mengalirkan darah cinta yang kuat terhadapnya. Kiai Abul Fadhol as-Senori dalam kitab Kawakib al-Lama’ah menyebutkan mereka yang melampaui batas, fanatik yang berlebih terhadap Ali adalah Syiah.
Di kitab yang sama, Kiai Fadhol membagi Syiah menjadi lima aliran yang nantinya akan berpecah lagi menjadi aliran atau kelompok-kelompok lain. Kelima aliran Syiah adalah al-Kaisaniyah, al-Zaidiyah, al-Imamiyah, al-Ghaliyah, dan al-Ismaliliah.
Dari kefanatikan itu, terbitlah keyakinan-keyakinan atau doktrin yang seharusnya tidak boleh diyakini.
(وأفرطت طائفة أخرى في حبه واشتد تعصبهم له وتعالوا) بالغين المعجمة وفتح اللام أي تجاوزوا الحد (فى ذلك) الحب والتعصب حتى اعتقدوا فيه ما لا يجوز اعتقاده (فسمى هؤلاء بالشيعة ويبقى هذا الاسم لمن كان على مذهبهم إلى اليوم)
“Ada kelompok yang melampaui batas, sangat fanatik dan berlebih-lebihan dalam mencintai Ali hingga memiliki keyakinan yang sebenarnya tidak boleh diyakini. Lafad taghalaw dengan ghain dan fathah lam artinya tajawazu (melampaui batas). Mereka inilah dinamakan dengan Syi’ah. Nama ini terus dipakai hingga sekarang untuk menyebut orang yang mengikuti mazhab mereka sampai sekarang”
Doktrin ngawur kelompok Syiah banyak kita jumpai hingga saat ini. Syiah berpendapat kepemimpinan umat adalah haknya para keturunan Ali.
واعتقدوا أن الإمامة لا تخرج من أولاده
Mereka (Syiah) berpendapat: bahwa hak menjadi pemimpin (imamah) tidak lepas dari keturunan Ali. Bagi mereka yang tidak mengakui dan bahwa hak menjadi pemimpin (imamah) tidak lepas dari keturunan Ali. Bagi mereka yang tidak mengakui dan meyakini imamah maka dinyatakan kafir.

Pengagungan yang berlebih kepada Ali turun kepada imam-imamnya. Bahkan mengeluarkan batas-batas makhluk dan menghukuminya dengan Tuhan. Kiai Fadhol menyebut Syiah ini adalah Syiah yang ekstrimis.
الغالية وهم الذين غلوا في حق أئمتهم حتى أخرجوهم من حدود الخلقية وحكموا فيهم بأحكام الإلهية فربما شبهوا واحدا من الأئمة بالإله وربما شبهوا الإله بالخلق وهم على طرفي الغلو والتقصير.
“al-Ghaliyah (ekstrimis). Mereka adalah yang berlebihan dalam memuji para imam sehingga mengeluarkan para imam itu dari batas-batas makhluk dan menghukuminya dengan hukum-hukum ketuhanan. Terkadang mereka menyerupakan salah seorang imam dengan Tuhan dan menyerupakan Tuhan dengan makhluk. Mereka di atas puncak berlebihan dan kelalaian.”
Fanatisme yang ugal menumbuhkan bibit kebencian dalam diri pengikutnya, tak terkecuali bagi Syiah. Kelompok ini mengkafirkan sahabat Nabi. Kebenciannya seakan menguburkan kebenaran bahwa sahabat sungguh mulia disisi Nabi. Pun sebaliknya, kecintaannya malah membuat Syiah mabuk dengan kesesatan. Inilah jenis kefanatikan yang salah.
Bersikaplah moderat, tidak terlalu mendewakan orang, pun tidak pula terlalu menyalahkan orang. Ta’ashub (fanatik) tidak akan pernah moderat, ia akan tetap membenarkan kesalahan kelompoknya, lalu menyalahkan kebenaran yang datang kepadanya.
Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari menginginkan persatukan umat Islam dan meninggalkan fanatisme buta yang berbahaya sampai-sampai lupa siapa musuh yang sebenarnya. Persatuan menurut KH. Hasyim Asy’ari harus dibangun di atas dasar keikhlasan dan kesadaran individu. Selain itu, perlu adanya kesadaran berdasarkan agama yang satu yaitu Islam. Allahu ‘alam.
Referensi: Kawakib Al lamah, Mutiara-Mutiara Dakwah KH. Hasyim Asy’ari, hal. 294).
Penulis: Fathul Rozak
Editor: M. Mu’tamid Ihsanillah Lc., M.A.