Oleh K.H. Abdul Mujib Imron S.H. M.H.
Pasuruan, 12 Maret 2025 – Meneladani sifat jujur Nabi Muhammad ﷺ berarti tidak hanya menghindari kebohongan, akan tetapi juga aktif menerapkan nilai-nilai kebenaran, amanah, dan keterbukaan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Pengajian Pagi Kitab Shohih Bukhori, K.H. Abdul Mujib Imron S.H. M.H. memaparkah redaksi hadist pada halaman 66 juz 3 yang diriwayatkan oleh sahabat Abi Ishaq yaitu:
عَنْ أَبِي إسحاق قيل للبراء وانا اسمع اوليتم مع النبي يوم حنين فقال اما النبي فلا كانوا رماة فقال انا النبى لا كذب انا ابن عبد المطالب. صحيح بخاري ج ٣ ص ٦٦
Artinya : “Dikatakan kepada al-Barā’, ‘Aku mendengar apakah engkau bersama Nabi pada hari perang Hunain.’ Maka ia menjawab, ‘Adapun Nabi, bukanlah orang yang lari (pergi untuk menyelamatkan diri sendir) mereka bukanlah pemanah.’ Lalu ia berkata, ‘Aku adalah Nabi, aku tidak berdusta; aku adalah anak ‘Abd al-Muttalib.'”
Dalam frasa ” أنا النبى لا كذب انا ابن عبد المطلب” secara harfiah diartikan menjadi “Aku adalah Nabi, Aku Tidak Berdusta, Aku adalah Putra ‘Abdul Muthalib.” Kiai Mujib menegaskan kokohnya sikap kejujuran dalam ungkapan nabi. Karena pertama status beliau sebagai nabi, yang menjadikan beliau sebagai sosok simbol kejujuran dan merupakan suatu sifat yang sangat dihargai bahkan sebelum beliau diangkat sebagai rasul, yang mendapat julukan yaitu Al-Amin (yang dapat dipercaya). Yang ke dua karena beliau putra/cucu dari Sayyid Abdul Muthalib sebagai pengingat akan warisan kejujuran yang sudah melekat pada keturunan nabi.

Konteks dan penggunaan ungkapan penekanan dalam kajian hadist tersebut dijelaskan kembali oleh Kiyai Mujib sebagai bentuk ilustrasi bahwa Nabi tidak pernah berdusta dan selalu menjaga kejujuran dalam setiap perkataan dan perbuatan, sekaligus menegaskan identitas beliau sebagai anggota keluarga yang dikenal atas sifat amanah dan integritas. Menyebutkan “ابن عبد المطالب” mengingatkan bahwa Nabi berasal dari keluarga/ keturunan mulia, yang sejak lama telah dikenal karena sifat amanah dan integritas. Keluarga ‘Abd al-Muttalib memiliki reputasi yang sangat baik di antara masyarakat Quraisy, yang menambah kredibilitas dan martabat beliau.
Berikut ini beberapa beberapa hikmah meneladani sifat kejujuran dan integritas Nabi Muhammad ﷺ, di antaranya:
- Membangun kepercayaan, karena seseorang yang jujur akan lebih mudah dipercaya oleh keluarga, teman, dan masyarakat.
- Menjaga keharmonisan sosial dan menciptakan hubungan harmonis dan penuh kedamaian antar sesama.
- Meningkatkan kualitas diri
- Mendapat keberkahan dalam rizki seperti bisnis perdagangan Nabi.
- Mendapat ketenangan hati dan dijauhkan dari stres akibat menutupi kebohongan dengan kebohongan lain.
- Dicintai oleh Allah dan manusia
- Menjadi teladan bagi generasi selanjutnya
Dengan meneladani kejujuran dan integritas Nabi Muhammad ﷺ, kita tidak hanya memperbaiki diri sendiri tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar.
Referensi :
Shohih Bukhori juz 3 cet. Haramain
Abdul Manap, Mencontoh Akhlak Rasulullah dalam menumbuhkan integritas. jabar.nu.or.id
Dr. Omar Suleiman, The Most Honored Man By The Prophet ﷺ: Abbas ibn Abd al-Muttalib (ra) | The Firsts. yaqeeninstitute.org
Penulis: Nanda Khafita Sari
Editor: Agus Burhanul Amal Cholis