Oleh : K.H. Abdul Mujib Imron S.H. M.H.
Pasuruan, 11 Maret 2025 -Mengingat Allah (dzikrullah) adalah kunci ketenangan hati dan sumber kekuatan bagi setiap hamba-Nya. Sebaliknya, berpaling dari mengingat-Nya yaitu Al-Qur’an dan petunjuk-Nya membawa berbagai bahaya yang dapat menjerumuskan seseorang ke dalam kesesatan dan kesengsaraan. Al-Qur’an adalah rahmat terbesar yang Allah SWT turunkan sebagai petunjuk hidup bagi manusia. Kitab suci ini mengandung kebenaran yang membawa kebahagiaan di dunia dan akhirat. Namun, banyak orang yang berpaling darinya, enggan membaca, memahami, dan mengamalkan ajarannya. Berpaling dari Al-Qur’an adalah sebuah bahaya besar yang dapat menjerumuskan seseorang ke dalam kesesatan dan kebinasaan. Allah SWT berfirman dalam Qur’an Surah Az-Zuhruf ayat 36:
وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ ٱلرَّحْمَٰنِ نُقَيِّضْ لَهُۥ شَيْطَٰنًۭا فَهُوَ لَهُۥ قَرِينٌۭ
“Dan barang siapa yang berpaling dari pengajaran (peringatan) Tuhan Yang Maha Pengasih (Al-Qur’an), Kami adakan (untuknya) setan (yang menyesatkan), maka setan itulah yang menjadi teman karibnya.”
Dalam Konteks ini Kyai Mujib mengartikan lafadz يَعْشُ sebagai berpaling dengan sengaja yang merujuk kepada seseorang yang menutup mata dari kebenaran, tidak mau menerima petunjuk yang datang dari Allah. Lafadz عَن ذِكْرِ ٱلرَّحْمَٰنِ diartikan Al-Qur’an yang merujuk kepada orang yang berpaling dari Al-Qur’an tidak mau membacanya, mendengarkannya, tidak mau mengamalkan isinya, dan lebih memilih untuk mengikuti hawa nafsunya. Lafadz نُقَيِّضْ لَهُۥ شَيْطَٰنًۭا فَهُوَ لَهُۥ قَرِينٌۭ diartikan Allah akan mempertemukan mereka dengan setan dan menjadikan setan sebagai qarīn (teman karib). Qarīn dalam ayat ini berarti setan yang selalu menyertainya dalam kehidupan dan akan selalu membisikkan keburukan, menyesatkannya, membujuk mereka untuk meninggalkan kebaikan.
Dan beliau mengaitkan surah ini dengan surah Thoha ayat 124 yang sama dalam membahas bahaya berpaling dari petunjuk Allah, khususnya Al-Qur’an. Keduanya menegaskan bahwa siapa pun yang meninggalkan peringatan Allah akan mengalami kesengsaraan, baik di dunia maupun di akhirat.
وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَةًۭ ضَنكًۭا وَنَحْشُرُهُۥ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ أَعْمَىٰ
Dan beliau mengartikan surah ini dengan “ Barang siapa yang berpaling dari mengingat Allah SWT, maka dia di Dunia akan diberi ma’isyah (kehidupan sempit) yang sangat sulit. dan Allah SWT akan mengumpulkannya dalam keadaan buta.”
Ayat ini menunjukkan bahwa meninggalkan dzikir dan peringatan Allah akan membuat hidup seseorang terasa sempit, penuh dengan kegelisahan, kegundahan, dan jauh dari keberkahan. Ketika hati tidak diisi dengan mengingat Allah, ia akan mudah dikuasai oleh hawa nafsu, kesombongan, serta bisikan setan yang menyesatkan.
Selain itu, berpaling dari mengingat Allah juga menjauhkan seseorang dari petunjuk yang benar. Tanpa bimbingan dari Allah, seseorang akan mudah terjerumus dalam perbuatan maksiat, kesesatan, dan kehidupan yang hampa. Hati yang lalai dari dzikrullah akan kehilangan cahaya keimanan, sehingga mudah terseret ke dalam kegelapan duniawi.
Dilanjut pada Surah Az-Zuhruf ayat 37:
وَإِنَّهُمۡ لَيَصُدُّونَهُمۡ عَنِ ٱلسَّبِيلِ وَيَحۡسَبُونَ أَنَّهُم مُّهۡتَدُونَ
“Dan sesungguhnya setan-setan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan (kebenaran), dan mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk.”
Sedang pada ayat ini Kyai menambah penjelasan bahwasannya setan tidak hanya mengajak mereka pada jalan kesesatan, tapi menjadikan mereka meyakini apa yang mereka lakukan adalah sebuah kebenaran dan mengira bahwa mereka mendapatkan hidayah (petunjuk) dan akan masuk ke dalam surga.

Penjelasan diatas menjadi peringatan bagi kita agar tidak berpaling dari petunjuk Allah. Jika kita lalai dan jauh dari Al-Qur’an, kita berisiko dikendalikan oleh setan yang membuat kita semakin jauh dari kebenaran tanpa kita sadari. Oleh karena itu, kita harus selalu mendekatkan diri kepada Allah dengan membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Qur’an.
Referensi:
Tafsir Jalalain Juz 2/163
Hasyiyah Showi Ala Tafsir Jalalain Juz 3/448
Penulis: Ida Hidayati
Editor: Agus Burhanul Amal Cholis