Oleh : Ustadz Yazid Bustomi
Di suatu hari, Abdullah bin Mubarak melepas penat setelah tawaf dan shalat dengan istirahat dipelataran Masjidil Haram. Dalam istirahat selepas lelah itu, Abdullah bin Mubarak merasakan kantuk yang berat hingga ia tertidur dipelataran masjid. Dalam tidurnya, Abdullah bin Mubarak bermimpi bertemu dengan Rasulullah SAW, Rasulullah berkata kepada Abdullah bin Mubarak “Ketika kau pulang ke Baghdad, datanglah ke sebuah kampung dan temuilah seorang majusi bernama Bahram. Ketika kau sudah bertemu, sampaikanlah salamku kepada orang majusi tersebut dan katakan kepadanya bahwa Allah SWT. meridainya.”
Seketika itu, Abdullah bin Mubarak bangun dari tidur, bermimpi Nabi membuat tidurnya menjadi singkat namun bermakna, tapi, Abdullah bin Mubarak merasa kaget, bingung dan risau dengan apa yang telah terjadi dalam mimpinya itu. Musabab itu semua adalah kejanggalan Abdullah bin Mubarak; mengapa Rasulullah menitipkan salam kepada seorang Majusi, lalu mengapa juga Allah SWT ridho kepadanya?
Kaget, bingung dan risau melanda bathin Ibnu Mubarak
Abdullah bin Mubarak mengira bahwa ini adalah perbuatan setan yang laknat, yang selalu menggoda manusia dalam situasi apapun, akan tetapi pikiran sehat Ibnu Mubarak juga mengatakan bahwa Setan tidak akan pernah bisa menyerupai Rasulullah Muhammad SAW.
Ibnu Mubarak juga ingat bahwa Abu Hurairah pernah mendengar Rasulullah bersabda:
مَنْ رَآنِي فِي الْمَنَامِ فَسَيَرَانِي فِي الْيَقَظَةِ وَلاَ يَتَمَثَّلُ الشَّيْطَانُ بِي.
Dawuh Rosul; Barang siapa yang melihatku dalam tidur, maka ia (seakan-akan) melihatku ketika terjaga, (karena) setan tidak bisa menyerupaiku.
Lantas kemudian Abdullah bin Mubarak berwudhu, tawaf dan sholat kembali seperti semula.
Kejadian serupa juga terulang, Abdullah bin Mubarak tetiba mengantuk lalu tertidur! Hal seperti ini terjadi hingga tiga kali! Mimpi bertemu Rasulullah juga terulang tiga kali!
Setelah pelaksanaan haji selesai, Ibnu Mubarak bergegas untuk ke Baghdad guna menunaikan apa yang telah di sampaikan Rasulullah dalam mimpinya. Ketika sudah sampai, Ibnu Mubarak masuk keluar kampung-kampung untuk mencari Bahram, si Majusi.
Setelah pelaksanaan haji selesai, Ibnu Mubarak bergegas untuk ke Baghdad guna menunaikan apa yang telah di sampaikan Rasulullah dalam mimpinya. Ketika sudah sampai, Ibnu Mubarak masuk keluar kampung-kampung untuk mencari pak Bahram, si Majusi. Pencarian Ibnu Mubarak membuahkan hasil, usahanya mencari sangat terbantu dengan latar belakang pak Bahram yang merupakan seorang konglomerat.
Sesampainya didepan rumah Bahram, Ibnu Mubarak (sebutan bagi Abdullah bin Mubarak) bertemu dengan seorang lelaki tua yang tak lain adalah Bahram itu sendiri. Bertamulah Ibnu Mubarak dirumah bapak Bahram.
Datang dengan tanda tanya besar dalam pikiran Ibnu Mubarak, Ibnu Mubarak memberanikan diri untuk bertanya kepada pak Bahram,
“Apakah bapak adalah Bahram?” Tanya Ibnu Mubarak
“Iya betul tuan”
Dengan cepat Ibnu Mubarak, menimpali dengan pertanyaan inti
“Apakah bapak punya amalan bagus?” Tanya Ibnu Mubarak penasaran
“Iya, saya punya. Saya punya anak laki-laki empat, perempuan empat, kesemuanya cantik dan rupawan. Saya kawinkan empat anak perempuan dengan empat anak laki-laki saya sendiri, untuk menjaga keturunan yang baik” jawab ia dengan senyum dan bangga.
Ibnu Mubarak kaget, hal seperti itu malah di anggap baik. Ibnu Mubarak lalu menjawab jawaban pak Bahrom, bahwa yang demikian itu adalah tindakan yang tidak benar dan haram
“Pak Bahram, selain itu, apa amal baik bapak?” Tanya lanjut Ibnu Mubarak
“Iya, ada” jawab pak Bahram
Kemudian ia melanjutkan
“Aslinya, anak saya itu tinggal satu perempuan, nah perempuan ini sangatlah teramat cantik, tidak ada satupun laki-laki yang pantas menikahinya karena cantiknya membuat semua lelaki minder, akhirnya aku nikahi sendiri anak perempuanku itu” jawab pak Bahram
Belum juga reda kagetnya Ibnu Mubarak dengan jawaban pertama, jawaban yang kedua yang tak masuk akal di nalar menambah kekagetan dan kebingungan Ibnu Mubarak, kenapa Rasulullah menitipkan salam kepada orang bangsat seperti pak Bahram dan malah Allah meridhoi Bahram. Pertanyaan itu menyesaki pikiran Abdullah bin Mubarak.
Namun, Ibnu Mubarak percaya, mimpinya dengan Rasulullah pasti benar, pasti. Berangsur-angsur Ibnu Mubarak tenang kembali dan menguasai keadaan kembali. Dengan tenang dan sabar, Ibnu Mubarak mengatakan kepada pak Bahram bahwa yang demikian itu adalah tindakan yang tidak benar dan haram untuk dilakukan.
“Pak Bahram, kira-kira amal baik apa lagi yang bapak pernah lakukan?” Tanya Ibnu Mubarak
“Ketika pesta pernikahanku itu, aku mengundang semua warga, makanan berjejer rapi menghiasi ruang makan. Setelah pesta selesai, malam pertama saya dengan istri saya yang tak lain adalah anak saya sendiri, ada seorang perempuan masuk ke rumah saya. Ketika di dalam rumah ia menyalakan damar (lampu sederhana menggunakan api) dan mematikan damar tersebut ketika keluar dari rumah saya. Hal tersebut dilakukannya beberapa kali”
Kedatangan perempuan tersebut membuat saya curiga. Jangan-jangan orang tersebut adalah mata-mata dari pencuri. Saya pun kemudian mengikuti perempuan tersebut, hingga sampai pada sebuah gubuk kecil. Di dalamnya terdapat tiga putrinya yang masih kanak-kanak. Dan ketika perempuan tersebut masuk dalam gubuk, anak-anaknya pun menanyai perempuan tersebut.
Anak-anaknya bertanya kepada ibunya itu, apakah ibunya punya rizki hari ini, apakah ibunya bawa makanan hari ini? Anak-anaknya itu bertanya sambil menahan perutnya yang lapar, anak-anak kecil itu sudah tak kuasa menahan lapar.
Aku mendengar dan melihat kejadian ini secara langsung. Ibunya mengelus anak-anaknya, mengatakan untuk selalu kuat menahan cobaan dari Allah SWT, untuk selalu sabar dengan apapun yang terjadi, ibunya dengan berat hati mengatakan bahwa dirinya belum dikasih rizki sama Allah SWT.
Hati pak Bahram tersentuh. Seketika itu, pak Bahram bergegas pulang ke rumahnya semua gandum dan beras ia bungkus, sisa makanan pesta ia bawa semua, ia seret dan bawa sampai ke gubuk tua tempat seorang perempuan dan anak-anaknya berada. Perempuan tua itu lalu meminta maaf kepada pak Bahram, karena ia sudah punya niat jahat untuk mencuri makanan yang tersisa selepas pesta pernikahan, ia merasa khilaf, ia malu kepada Allah yang sudah melihat perbuatannya.
Pak Bahram lalu mempersilahkan perempuan dan anak-anaknya itu untuk memakan makanan yang ia bawa, pak Bahram mempersilahkan perempuan itu untuk datang ke rumahnya apabila beras dan gandumnya sudah habis.
Abdullah bin Mubarak mendengarkan cerita pak Bahram itu menimpali bahwa sesungguhnya itulah amal yang bagus dan baik untuk dilakukan. Lalu Ibnu Mubarak menjelaskan maksudnya kedatangannya kepada pak Bahram.
Ibnu Mubarak kemudian menceritakan tentang dirinya yang telah bermimpi bertemu dengan Rasulullah SAW, dan manusia mulia itu menitipkan salam kepada pak Bahram, dan pak Bahram telah di ridhoi oleh Allah SWT.
Pak Bahram terenyuh, ia terharu dengan mimpi yang disampaikan oleh Ibnu Mubarak, ia tidak pernah terpikirkan bakal disalamin oleh manusia agung Muhammad SAW, bakal diridhoi Gusti Allah SWT. Seketika itu turun taufik Allah SWT, ia dengan berlinangan air mata meminta kepada Abdullah bin Mubarak untuk menuntunnya masuk Islam dan membaca kalimat syahadat. Setelah membaca syahadat, dengan kuasa Allah SWT pak Bahram langsung wafat meninggalkan dunia dengan iman dihatinya.
…….
Setiap orang yang hidup tidak akan pernah tahu apa yang menjadi akhir menuju akhirat, siapa yang menyangka orang yang kafir seperti Bahram diberikan pertolongan Allah hingga mampu masuk Islam dan wafat dalam keadaan membawa imam.
Mimpi Abdullah bin Mubarak adalah Ilham yang Allah SWT berikan kepadanya, dalam kitab Qotrul Ghaist, Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani mengatakan:
(ومنهم سفرة) اي وسائط بين الله وبين انبيائه والصالحين يبلغون اليهم رسالته بالوحي والالهام والرؤيا الصالحة
“Dan di antara mereka (malaikat) safarah yakni utusan-utusan (perantara) antara Allah, para nabi-Nya, dan orang-orang saleh, yang menyampaikan risalah-Nya kepada mereka melalui wahyu, ilham, dan mimpi-mimpi yang baik”
Mengenai Nabi Muhammad SAW yang hadir dimimpi Abdullah bin Mubarak adalah fakta tak terbantahkan bahwa Nabi Muhammad bisa hadir lewat mimpi-mimpi tanpa bisa diserupakan oleh setan, keterangan ini disebutkan dihadist bukhori yang telah disebutkan diatas.
Seseorang yang wafat dengan membaca syahadat, sudah bisa dipastikan ia akan masuk surga seperti yang dialami oleh pak Bahram, ini merujuk kepada hadist nabi:
عن معاذ بن جبل قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: من كان اخر كلامه لا اله الا الله دخل الجنة
Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu ia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, ‘Siapa pun yang akhir ucapannya (ketika menjelang ajal) kalimat La ilaha illallah makai a masuk surga’.”
Rujukan:
Kitab Qomi’ut Tughyan
Kitab Qothrul Ghoist
Penulis: Fathur Rozak
Editor: Agus Burhanul Amal Cholis