Pasuruan, 14 Juni 2025 — Pondok Pesantren Terpadu Al-Yasini secara resmi memulangkan para santri peserta Program Pengabdian Santri (P2S) setelah menyelesaikan masa pengabdian selama 35 hari di berbagai daerah. Program tahunan ini tersebar di 66 lokasi yang berada di 7 Kabupaten/Kota di Jawa Timur.
Selain itu, pada kesempatan yang sama, Guru Tugas Al-Yasini yang sebelumnya telah dikirim ke berbagai daerah di Indonesia seperti Maluku, Jawa Barat, Kalimantan, dan wilayah lainnya, juga resmi dipulangkan. Mereka telah menuntaskan program pengabdian selama 1 tahun sebagai wujud kontribusi pesantren dalam bidang pendidikan, dakwah, dan sosial di berbagai penjuru nusantara.
Setibanya di lingkungan pesantren, seluruh peserta baik dari P2S maupun Guru Tugas diarahkan menuju Gedung Perkantoran Lantai 2 untuk mengikuti sesi foto bersama serta melaporkan pertanggungjawaban kegiatan selama masa pengabdian kepada panitia pelaksana. Laporan tersebut mencakup program kerja, capaian kegiatan, hingga pengalaman dan kesan selama bertugas di masyarakat.
Program P2S sendiri merupakan agenda tahunan Pondok Pesantren Terpadu Al-Yasini yang bertujuan untuk membentuk karakter santri yang mandiri, berjiwa sosial, dan mampu berkontribusi langsung di tengah masyarakat. Sementara itu, program Guru Tugas menjadi salah satu bentuk kiprah pesantren dalam mendukung pemerataan pendidikan, dakwah, dan pembinaan masyarakat di berbagai wilayah Indonesia.

Dalam kesempatan ini, Muchammad Adam Zulfikar, salah satu Guru Tugas yang bertugas selama 1 tahun di Probolinggo – Jawa Timur, menyampaikan kesan dan pesan selama menjalani masa tugasnya.
“Pengabdian selama satu tahun ini menjadi pengalaman yang sangat berharga dalam hidup saya. Banyak pelajaran tentang ketulusan, kesabaran, serta bagaimana berdakwah dan berinteraksi langsung dengan masyarakat di daerah sana. Saya merasa sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari program ini dan membawa nama baik Al-Yasini,” ungkap Adam.
Senada dengan itu, Mochammad Haikal Adriansyah, salah satu peserta P2S yang ditugaskan di Kabupaten Lumajang, juga menyampaikan testimoninya.
“Selama 35 hari kami benar-benar merasakan bagaimana pentingnya peran seorang santri di tengah masyarakat. Selain mengajar di TPQ dan membantu kegiatan keagamaan, kami juga belajar memahami kebutuhan masyarakat di sekitar. Semoga pengalaman ini menjadi bekal berharga bagi kami di masa mendatang,” ujarnya
Ust. Imam Wahyu selaku Ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Al-Yasini menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh peserta P2S dan Guru Tugas atas dedikasi dan pengabdian yang telah diberikan. Harapannya, pengalaman berharga ini dapat menjadi bekal dalam melanjutkan perjuangan dakwah, pendidikan, dan pengabdian di masa yang akan datang.
Kontributor: Firman Gilang Kurniawan
Editor: Ning Salwa Maziyatun Najah