Oleh : Ustadz M. Lukman
PASURUAN,19 Maret 2025 –Mondok, atau menuntut ilmu di pesantren adalah salah satu cara untuk mencapai tujuan hidup yang lebih tinggi. Sebab kita hidup di pesantren berinteraksi dengan berbagai macam karakter individu. Mulai dari individu yang gemar membaca, menulis, bercerita, giat organisasi, ahli sholawatan dan bahkan individu yang suka tidur pun bisa kita temui di kehidupan pesantren . Banyak pembelajaran yang diajarkan dipesantren baik pembelajaran tentang suatu materi atau pembelajaran tentang hidup. Sehingga tidak jarang santri mempunyai target-target mondok yang harus dicapai baik target akademisi maupun target mencapai ridho Ilahi.
Terkadang hasil dari adanya target mondok tidak bisa dipungkiri bahwa pujian telah menanti. Bentuk Pujian ini juga sangat beragam macamnya. Terkadang Pujian ini bersifat membangun agar lebih semangat lagi, terkadang pujian ini juga hanya sifatnya sekedar mengucapkan saja bahkan ada pujian yang sifatnya hanya untuk menampakkan manis didepan orang yang dipuji (Jwa:abang-abang lisan). Ketiga bentuk pujian meskipun terkesan positif, bisa juga menjadi boomerang jika tidak dikelola dengan perasaan yang baik. Sebab Pujian atau sanjungan yang berlebihan kadangkala membuat orang melupakan hakikat dirinya, banyak orang yang memuji bukan berarti apa yang ada pada diri kita adalah sama persis seperti dengan apa yang di puji banyak orang.
Pujian yang berlebihan dapat menimbulkan sifat ujub pada diri kita, juga dapat membuat orang yang dipuji merasa besar diri dan hal yang seperti ini dimakruhkan karena bisa memicu rasa puas diri yang berlebihan sehingga dia enggan untuk belajar lagi bahkan bisa jadi akibat pujian itu dia meremehkan santri lain .menganggap dirinya lebih baik dan sempurna . Pujian atau sanjungan bisa mengalihkan kefokusan utama santri di pesantren. Jika santri sudah tidak fokus pada target utama di pesantren maka hal ini sangat berbahaya.
Penjelasan ini juga telah diterangkan oleh Ustad Lukman dalam kajian kitab Al-Khikam karya Imam Habib Abdulloh Alawi AL-Haddad pada pengajian romadhon kelas 3 SLTA yakni
مَنْ مَدَحَكَ عِنْدَ رِضَائِهِ بمَا لَيْسَ فِيكَ، ذَمكَ لَا مَحَالَةَ عِنْدَ غَضَبِهِ عَلَيْك بِمَا لَيْسَ فِيكَ
“waspadalah kepada orang yang memujimu dengan sesuatu yang tidak ada pada dirimu,orang yang memujimu terus tanpa menyebutkan kekuranganmu itu bahaya! Karena suatu saat dia akan mencaci maki dengan sesuatu yang tidak ada pada dirimu”. (Kitab Al-Hikam Hal.32)
Maksud penjelasan kalimat diatas adalah mengingatkan kita untuk berhati-hati dan waspada terhadap orang yang selalu memuji kita tanpa menyebutkan kekurangan kita. Kita harus selalu menyadari kekurangan kita dan berusaha untuk meningkatkan diri. Selain itu, kita harus berhati-hati terhadap orang-orang yang ingin mencelakakan kita dengan tuduhan yang tidak benar atau tidak adil. Seorang santri tidak boleh fokus pada pujian, karena sesungguhnya santri adalah sosok yang tidak mudah gumunan (mudah kagum pada sesuatu yang belum pasti kebenaran nya) dia harus fokus mencapai target-targetnya di pondok. karna santri harus pandai mengkondisikan hati dan pikirannya”Juga dalam hadis dijelaskan bahwa
قال أبو إسحاق الفزاري رحمه الله إنَّ من النَّاس من يحبُّ الثَّناء عليه وما يساوي عند الله جناح بعوض (حلية الأولياء٢٥٥/٨ )”
Sesungguhnya ada diantara manusia ia suka dipuji, padahal di sisi Allah tidaklah lebih berat daripada sayap seekor nyamuk ( Hilyah 8/255)
Keterangan hadist tersebut yakni orang yang suka dipuji lalu ia merasa berbangga diri padahal pujian itu belum tentu ia miliki seperti itu . maka dalam hadits tersebut di dijelaskan bahwa amalan orang yang seperti itu tidak lebih berat /lebih mulia daripada sayap seekor nyamuk .
Intinya seorang santri harus sebisa mungkin mengontrol perasaan nya ketika pujian itu diberikan padanya . Jangan sampai keterlenaan pada pujian itu merusak pada kefokusan kita mencari dan menambah ilmu serta meningkatkan kualitas beribadah di pesantren. Sejatinya seorang santri harus tetap semangat,giat,dan fokus dalam belajar untuk mencapai tujuan kita dan mengenyampingkan kebahagiaan semata.

Beberapa cara yang bisa dilakukan santri agar ia tidak terjebak dalam pujian dan fokus pada tujuan mondok diantara: 1) Tetapkanlah tujuan yang jelas 2) Fokus pada proses bukan pada hasil 3) Jangan terlalu percaya diri 4) Tetapkan prioritas 5) dan selalu ingat, bahwa Pujian hanya milik Allah, Kekurangan hanya milik hambanya.
Referensi:
Kitab Al-Hikam, Imam Habib Alawi Al-Haddad
Kitab Hilyah 8/255
Penulis: Nur Chofifah
Editor: M. Mu’tamid Ihsanillah, M.A.